Monday, September 28, 2015

Misteri Ditemukannya Kerangka Manusia Berpelukan

[​IMG]

Sebuah situs purbakala berhasil ditemukan oleh para Arkeolog China. Dalam temuan tersebut, para arkeolog menemukan tulang-tulang manusia yang saling berpelukan. Mereka berpelukan ketika terjadi bencana di China ribuan tahun silam. Dari temuan tulang belulang tersebut terlihat bahwa sang ibu berusaha melindungi anaknya dengan cara memeluk erat saat terjadi gempa bumi dahsyat yang menghajar Provinsi Qinghai, China pada tahun 2000 sebelum masehi.

Jasad tersebut ditemukan setelah dilakukan penggalian di daerah yang juga dikenal sebagai “Pompeii dari Timur” ini. Para ahli meyakini situs yang digali itu merupakan daerah bekas hantaman gempa bumi dan banjir bandang. Meski begitu, belum diketahui skala kerusakan akibat bencana tersebut. Diketahui, musibah itu telah membuat seluruh penduduk di wilayah tersebut hilang atau meninggal dunia.

Mirip dengan musibah di Pompeii, yang mana warganya hilang ditelan bumi setelah Gunung Vesuvius meletus. Hal yang membuat hati miris adalah foto dari tulang belulang yang ditemukan, terlebih foto jasad ibu dan anaknya yang terlihat sedang berpelukan. Terlihat jasad ibu tersebut sedang berlutut sembari kepalanya melihat ke atas dan melingkarkan tangan ke pundak anaknya, sedangkan anaknya memeluk sembari melihat ke arah ibunya.

[​IMG]

Tak berhenti di tulang ibu dan anak tadi, dari situs itu juga ditemukan beberapa tulang belulang yang saling berpelukan. Mereka berpelukan sembari terlihat tersungkur di lantai. Daerah tersebut menjadi wilayah penggalian terbesar dari musibah yang terjadi di China dengan luas 40 ribu kaki. Situs itu ditemukan pada awal tahun 2000.

Situs itu juga diyakini menjadi petunjuk penting pada abad perunggu yang hidup dekat Sungai Kuning. Temuan tulang belulang tersebut kemudian dipamerkan di musium Lajia Ruins.(berbagai sumber)

Misteri Kuburan Vampir

Kerangka pria itu ditikam beberapa kali di dada dan di perut. Sebab, ketika itu warga khawatir pria tersebut akan bangkit menjadi vampir.
Kalau Anda mengira bahwa vampir hanyalah mahluk fiksi karangan film-film, mungkin Anda akan berpikir kembali setelah membaca berita ini.
Seorang arkeolog asal Bulgaria menemukan kuburan yang diduga merupakan milik vampir. Di dalam kuburan itu masih terdapat kerangka vampir yang tampak seperti ditindih oleh batang pohon yang besar.

Lokasi kerangka vampire di Bulgaria
Arkeolog Bulgaria menemukan kerangka seorang pria yang dikubur 700 tahun lalu dalam kondisi ditikam tongkat besi di bagian dada.
Menurut Kepala Museum Sejarah Nasional Bozhidar Dimitrov, kedua kerangka vampir yang ditemukan itu sama-sama tertindih batang pohon yang besar seperti sengaja dilakukan.
Bozhidar Dimitrov juga menjelaskan, pria itu ditikam beberapa kali di dada dan di perut. Sebab, ketika itu warga khawatir pria tersebut akan bangkit menjadi vampir.

Seorang arkeolog membersihkan tengkorak selama penggalian di Bulgaria, di mana sisa-sisa mayat ditemukan ditusuk dengan batang besi untuk menjaga mereka berubah menjadi vampir.
Vampir yang kira-kira ada di abad pertengahan ini diduga menjadi korban atas praktik ritual keagamaan anti vampir pada tahun-tahun pertama di abad ke-20.
Batang kayu itu diletakkan untuk menindih badan vampir tersebut dengan tujuan agar vampir itu tidak bangun dari kuburnya dan mengganggu manusia pada malam hari.
“Mereka yang diyakini sebagai orang-orang jahat ketika masih hidup, akan bangkit dari kubur sebagai vampir dan terus-menerus mengancam warga di malam hari,” papar Dimitrov.
kota Sozopol, Bulgaria
Kerangka pria tersebut ditemukan di kota Sozopol, Laut Hitam. Ia dikubur di dekat gereja, yang menandakan kemungkinan ia berasal dari keluarga bangsawan.
Para ahli mengatakan, semasa hidupnya mungkin saja ia cendekiawan atau ahli pengobatan. Kehadiran orang-orang seperti itu seringkali dicurigai di abad pertengahan.
Tim arkelolog mengatakan ini pertama kalinya mereka menemukan kuburan vampir di Sozopol.
Pada tahun 2004 silam juga ternyata ditemukan enam kerangka vampir dengan paku pada kerangka itu. Keenam kerangka ini ditemukan dekat kota Debelt, Bulgaria oleh seorang arkeolog bernama Petar Balabanov.

Terlihat besi yang tertancap di dada pada kerangka yang diduga vampire di Bulgaria
Dimitrov juga mengatakan, di Bulgaria ditemukan lebih dari 100 kerangka dalam kondisi ditikam tongkat besi dalam beberapa tahun terakhir.
Tongkat besi atau kayu yang dihujamkan ke dada dipercaya sebagai simbol bahwa jenazah tidak akan bisa bangkit kembali.
Vampire dipaku (ilustrasi)
Menurut sejarah, zaman dulu sebuah ritual penyembahan pada berhala sudah menjadi adat bagi rakyat Serbia, dan negara Balkan termasuk Bulgaria, Turki, Yunani, dan Albania.

Ritual anti-vampir yaitu perburuan vampir seperti memaku dan menindihnya dengan batang kayu yang besar guna mencegah vampir itu minum darah manusia juga merupakan hal yang sering terjadi ketika zaman itu.
Jadi, tidak mengherankan kalau ternyata banyak produsen film membuat film-film tentang vampir. Kisah yang dipandang nyata ini diubah menjadi cerita menarik dalam film-film Hollywood. (berbagai sumber)

Penemuan Makam Pemimpin Besar Suku Maya

Salah-satu makam tertua peninggalan perabadan Maya ditemukan di Guatemala. Dia adalah seorang pemimpin besar. Dia menjembatani jurang pemisah antara budaya Olmec dan budaya Maya di Amerika Tengah”, ujarMiguel Orrego, ketua tim arkeolog Guatemala.
Terletak di dalam komplek situs candi di provinsi Retalhuleu, makam tersebut diduga kuburan seorang penguasa atau pemimpin agama yang hidup sekitar 2.000 tahun yang lalu.
Hasil penelitian karbon menunjukkan bahwa kuburan kuno itu dibangun sekitar 400-700 sebelum Masehi (SM), kata pimpinan tim arkeolog Guatemala, Miguel Orrego.

kuburan suku Maya kuno ditemukan di Guatemala.
Di dalam kuburan, tim arkeolog menemukan sejumlah perhiasan seperti kalung yang menggambarkan sosok manusia dan burung pemakan bangkai.
Keberadaan simbol kepala burung pemakan bangkai itu, menurut tim peneliti, menunjukkan status sosial orang yang dikuburkan dalam makam itu.
Selain penemuan benda untuk tokoh berpengaruh tersebut, di dalam kuburan tua itu ditemukan pula perhiasan-perhiasan berupa patung-patung kecil, gerabah dan tembikar serta mangkuk-mangkuk ukuran kecil dan sedang.Dalam peradaban Maya, simbol seperti itu biasanya diberikan kepada tokoh berpengaruh yang dihormati oleh masyarakat di wilayah komplek candi.
Walaupun demikian, para ilmuwan tidak menemukan tulang-belulang di kuburan yang terletak di situs Ab’aj Tak’alik, sekitar 180km dari Guatemala City. Diduga tulang-belulang itu hancur digerus waktu.
Perhiasan seperti kalung di kuburan suku Maya yang menggambarkan sosok manusia dan burung pemakan bangkai. 

Budaya Olmec-Maya

Para ilmuwan memberi nama kuburan itu dengan sebutan K’utz Chman, yang artinya “tetuah para burung pemakan bangkai”.
“Dia adalah seorang pemimpin besar, dia menjembatani jurang pemisah antara budaya Olmec dan budaya Maya di Amerika Tengah”, kata Orrego.
Sang pemimpin ini, sambung Irrego, barangkali merupakan orang pertama yang memperkenalkan unsur-unsur yang kemudian menjadi ciri khas dari budaya Maya, seperti bangunan piramida dan ukiran patung yang menggambarkan keluarga kerajaan, demikian laporan kantor berita Reuters mengutip kalangan sejarawan.

Tampak dalam kuburan suku Maya kuno yang ditemukan di Guatemala.
Kerajaan Olmec mulai memudar di sekitar 400 SM, sedangkan peradaban Maya mulai tumbuh dan berkembang, kata Christa Schieber, salah-seorang arkeolog yang terlibat dalam penelitian di situs tersebut.
Bangsa Maya kemudian menguasai dan memgembangkan peradabannya di sebagian besar wilayah Amerika Tengah antara 250-800 setelah Masehi.
Peradaban Maya moderen kemudian sempat berkembang di wilayah yang sekarang terletak di Honduras dan kawasan tengah Meksiko. (bbc indonesia)
MAYA CEREMONIAL


Misteri Perang Mahabrata


Ratusan panah-panah api (missile) berterbangan dilangit, tak kalahnya panah-panah api berekor panjang (laser) juga terlihat membelah cakrawala, bola-bola api raksasa (nuclear blast) menyilaukan dan membutakan mata, semua itu diakhiri suara menggelegar yang memekakkan telinga, ribuan nyawa manusia dan hewan melayang tak terkira dan menyisakan kehancuran yang dahsyat di berbagai tempat dimuka Bumi tercinta.
Apa mungkin 15.000 tahun SM, ada perang nuklir dan peradaban manusia sudah demikian tinggi? Padahal, teknologi nuklir merupakan teknologi hi-tech yang dikerjakan oleh para ahli fisika.
Kesalahan kecil yang terjadi pada peralatan atau prosesnya dapat menjadi bencana, penebar maut. Seperti kebocoran di reaktor nuklir Chernobyl milik Rusia yang menelan banyak korban jiwa karena radiasi radio aktif.
Ada kabar menarik dari arkeolog India. Ditemukan sejumlah bukti yang menunjukkan di India diduga pernah terjadi 2 perang besar yang menggunakan senjata pemusnah massal.
Penelitian dilakukan oleh oleh Michael Cremo tahun 2003, arkeolog senior dari AS. Selama 8 tahun, penganut agama Hindu ini meneliti narasumber dari kitab suci Weda dan Jain, yang ditulis pendeta Walmiki, ribuan tahun lalu. Cremo tertarik menginvestigasi dan mendalami dua kitab suci tersebut.
Ia menemukan nama-nama yang tertera di kitab tersebut ada di India. Ditemani tim dan rekannya, Dr.Rao C.S, arkeolog terkemuka India, ia meneliti dengan perangkat canggih “penjejak waktu” untuk setiap obyek.

Dengan karbon radio isotop, keakuratan umur objek mampu dijejak hingga miliaran tahun ke belakang. Kitab Weda ternyata bisa menjadi nara sumber akurat, mengungkap kisah-kisah sebenarnya beribu tahun lalu. Tak semata kitab suci.
Mereka mencoba mengupas isi kisah Mahabarata, dari awal kejadian hingga perang Bharatayudha, ditandai berakhirnya perjalanan keluarga Bharata. Mereka yang berperang, berasal dari keturunan Pandu dan Destrarata, 2 bersaudara.
Baratayuda, adalah istilah yang dipakai di Indonesia untuk menyebut perang besar di Kurukshetra antara keluarga Pandawa melawan Korawa. Perang ini merupakan klimaks dari kisah Mahabharata, yaitu sebuah wira carita terkenal dari India.
Dr.Rao meneliti bukti-bukti sejarah di lautan, di teluk Gujarat, untuk mengungkap bukti keberadaan Kerajaan Dwaraka. Istana Sri Krisna, otak penggalang strategis dari pihak Pandawa. Konon, kerajaan ini musnah ditelan gelombang laut tahun 1478 SM, setelah perang Bharatayudha tahun 1443 SM.
Michael Cremo mengadakan penelitian di daratan, diantaranya: Indraprasta, Hastinapura, dan padang Khurusethra, bekas perang itu terjadi. Seperti diketahui, Indraprasta merupakan tempat bermukim keluarga Pandawa di awal perjuangan merebut Hastina. Khurusethra adalah bekas pertempuran dahsyat keluarga Bharata.
Para ahli menemukan banyak bukti yang mengejutkan. Tanah tegalan luas itu ternyata tak ditumbuhi tanaman apa pun, karena tercemar radio aktif. Pada puing-puing bangunan atau sisa-sisa tengkorak manusia yang ditemukan di Mohenjo Daro tercemar residu radio aktif yang cukup pekat.
Menurut Dr.Indrajit, ahli termonuklir, hal ini terjadi diduga akibat radiasi ledakan termonuklir skala besar dalam peperangan tersebut. Jelasnya terdapat dalam kalimat Weda yang diterjemahkan bebas seperti ini, ”Arjuna yang gagah berani, duduk dalam Weimana/ Vimana.
Oleh kerenanya, manusia mengganggap bahwa para alien tersebut adalah “Dewa-dewa dari langit” yang sangat tangguh dan perkasa, lalu manusia membuat ceritanya dalam kitab-kitab Hindu.
Vimana dapat mendarat di tengah air, lalu mengangkat gendewa dan meluncurkan sebatang anak panah. Semacam senjata mirip rudal/ roket, yang dapat menimbulkan sekaligus melepaskan nyala api yang bersinar terang di atas wilayah musuh.
Curahannya seperti hujan lebat yang deras, mengepung musuh dengan kekuatan dahsyat. Setelah panah itu tiba pada sasarannya, dalam sekejap sebuah bayangan yang tebal dengan cepat terbentuk seperti cendawan raksasa merekah di atas wilayah kurawa.
Angkasa menjadi gelap gulita, semua kompas yang ada dalam kegelapan menjadi tidak berfungsi, kemudian badai angin yang dahsyat mulai bertiup wuuus… wuuus, disertai debu pasir.
Burung-burung bercicit panik seolah-olah langit runtuh dan bumi gonjang-ganjing. Sementara itu di atas langit, matahari seolah-olah bergoyang, panas membara memancarkan udara mengerikan, membuat bumi berguncang, dan gunung-gunung bergoyang.”

“Di kawasan darat yang luas, binatang-binatang mati terbakar dan berubah bentuk. Air sungai kering kerontang, ikan, udang dan hewan laut lainnya, semuanya mati.”
“Saat panah (apakah roket atau senjata laser?) meledak, suaranya bagaikan halilintar, membuat prajurit musuh berjatuhan bagaikan batang pohon yang terbakar hangus. Akibat yang ditimbulkan oleh senjata Arjuna tersebut, tercipta badai api, diikuti ledakan dahsyat yang memancarkan debu beracun (radio aktif?).”
Menurut kepercayaan populer Kuil Mahabalipuram bukan suatu kuil, tetapi suatu candi yang terakhir dari serangkaian tujuh candi, enam di antaranya telah tenggelam.
Penemuan bangunan utama reruntuhan itu terjadi pada bulan April 2002 di lepas pantai Mahabalipuram di Tamil Nadu, India Selatan, pada kedalaman 5 hingga 7 meter (15-21 kaki) dilakukan oleh tim gabungan dari Dorset Scientific Exploration Society (SES) danIndia’s National Institute of Oceanography (NIO).
Penyelidikan di lokasi masing-masing ditemukan batu, sisa-sisa tembok yang tersebar, batu persegi dan blok persegi panjang dan platform besar dengan undak-undakan yang menuju ke sana. Semua ini berbaring di tengah-tengah formasi geologis batuan lokal.
Terdapat 4 sosok singa di empat lokasi, reruntuhan itu disimpulkan menjadi bagian dari kompleks candi.
Dinasti Pallava, yang menguasai wilayah itu selama abad ke-7 Masehi, dikenal memiliki banyak bangunan batu keras seperti struktural candi di Mahabalipuram dan Kanchipuram.

Poet Dwarka (India)
Di antara yang paling menarik dari penemuan-penemuan arkeologi yang dibuat di India dalam beberapa tahun terakhir adalah yang dibuat di lepas pantai dan Bet Dwarka Dwarka di Gujarat.
Penggalian telah berlangsung sejak 1983. Ini adalah dua tempat yang terpisah 30 km satu sama lain. Dwarka berada di pantai laut Arab, dan Bet Dwarka adalah di Teluk Kutch.
Kedua tempat ini dihubungkan dengan legenda tentang Kresna yang baik. Ada banyak candi di sini, terutama yang termasuk ke dalam periode abad pertengahan.
Dinilai sebagai salah satu dari tujuh kota paling tua di negara ini, kota legendaris Dvaraka adalah tempat kediaman Lord Krishna. Hal ini diyakini bahwa akibat kerusakan dan kehancuran oleh laut, Dvaraka telah tenggelam enam kali!
Untuk memperluas dan memperdalam penelitian ini, Unicef dan NASA membantu pemotretan dengan citra lansat satelit. Dari hasil riset dan pemotretan yang difokuskan di hulu sungai Gangga, para arkeolog menemukan banyak sisa puing bangunan yang telah menjadi batu hangus.
Batu besar reruntuhan ini ketika dilekatkan jadi satu, permukaannya menonjol dan cekung tidak merata. Ketika dicoba melebur bebatuan tsb, ternyata dibutuhkan suhu minimal 1.800 derajat celcius! Batu biasa dalam keadaan normal tak mencapai suhu ini.
Kecuali pada benda-benda yang terkena radiasi nuklir, baru bisa mencapai suhu yang demikian tinggi. Di pedalaman hutan primitif India, peneliti juga menemukan lebih banyak reruntuhan batu hangus.
Tembok kota yang runtuh dikristalisasi, licin seperti kaca, lapisan luar perabot rumah tangga yang terbuat dari batu dalam bangunan juga telah di-kaca-lisasi. Para peneliti heran, selain di India, batu radiasi juga ditemukan di bekas Kerajaan Babilonia Kuno, Gurun Sahara dan Gurun Gobi di Mongolia!
Inilah bukti reruntuhan perang nuklir prasejarah, derajat radiasi masih terekam meski kejadiannya ribuan tahun SM ( Sebelum Masehi ). Batu kaca pada reruntuhan tersebut, semuanya sama persis dengan batu kaca pada kawasan percobaan nuklir saat ini.
Diduga kuat perang Bharatayudha adalah perang nuklir yang terjadi antara 30.000 – 15.000 SM. Untuk meneliti lebih jauh penyebaran batu radiasi ini, para ahli nuklir PBB akan mengungkapnya dalam program khusus
Penelitian yang dilakukan Dr. Rao di bawah lautan didasarkan petunjuk Weda, bahwa Kerajaan Dwaraka ditelan laut beberapa saat setelah Bharatayudha usai. Kerajaan Dwaraka adalah kediaman Sri Krisna, raja yang pegang kendali strategis di perang saudara ini.
Dalam kitab suci Hindu, ia merupakan jelmaan Dewa Wisnu, pemelihara perdamaian. Keberadaan Dwaraka dilakukan selama 8 tahun, dan baru jelas setelah dibantu citra satelit NASA. Dari sana ditemukan jejak kerajaan tersebut di bawah Teluk Gujarat.
Setelah ada petunjuk pasti, akhirnya Dwaraka berhasil ditemukan dalam keadaan hancur digulung gelombang Laut Arab yang cukup dahsyat. Dari hasil investigasi, banyak temuan berharga indikator kehidupan makhluk 15.000 tahun lalu.
Selain tembikar, ada bongkahan batu besar yang diduga benteng dan dinding istana. Batuan dipenuhi ornamen indah, lonceng kuil dari tembaga, jangkar kapal, pot bunga dari keramik, serta uang emas dan tembaga.
Penemuan logam ini memperlihatkan kepada kita, bahwa peradaban 30.000 – 15.000 tahun lalu ternyata sudah tinggi. Tak heran temuan ini mengindikasikan penggunaan senjata pemusnah massal di perang itu.
Bahkan menurut beberapa ahli yang lebih kontroversial malah menyatakan, bahwa pada masa lalu manusia sudah beberapa kali hampir mengalami pemusnahan massal akibat perang nuklir, perang bintang dan perang-perang besar lainnya.
Hingga manusia yang dapat bertahan hidup dan berlindung (survive) hanya tersisa ribuan jiwa saja, lalu mereka kembali ke zaman batu atau “seperti” zaman prasejarah.
Kemudian terus berkembang-biak kembali menjadi jutaan dan milyaran. Lalu terjadi lagi perang besar di bumi yang menyebabkan kemusnahan massal manusia, lalu berkembang-biak lagi, begitu seterusnya selama belasan kali.
Namun tak selamanya perang besar terjadi akibat peperangan antara manusia di bumi. Menurut paneliti yang tertarik masalah Ufology, manusia juga pernah melawan makhluk-makhluk luar angkasa atau alien, dan akhirnya juga menyisakan kehancuran dahsyat di Bumi.
Perlawanan ini juga membuktikan bahwa pada masa lalu peradaban manusia di bumi telah canggih, jika tidak canggih maka tak mungkin ras manusia berani  melawan. Tapi akibat kekalahan teknologi yang jauh-jauh lebih canggih, ras manusia kalah namun berhasil untuk bertahan hidup dibawah pemukaan bumi.
Setelah beberapa dekade radiasi di permukaan bumi mulai menurun, merekapun mulai berani kembali ke permukaan dan memulai kembali peradaban ras manusia dari awal.
Menurut peneliti Ufology dan peneliti sejarah peradaban dunia yang kontroversial, peristiwa hampir punahnya ras manusia ini tak hanyak terjadi sekali, namun berkali-kali, dan manusia selalu dapat bertahan hidup walau hanya tersisa ribuan saja dan kembali memulai peradaban baru hingga suatu saat kembali maju dan canggih.
Dari penemuan-penemuan itu, Dr. Michael Creko membukukan laporan dalam 3 buku yang dicetak tahun 2006. Beberapa diantaranya:
Forbidden ArchaelogisThe Hidden History of Human Race, dan Human Devolution, yang isinya menentang teori Darwin, tentang evolusi manusia.
Dr. Rao dari hasil karyanya memperoleh penghargaan “The World Ship Trust Award” dari PBB atas penemuan siklus kehidupan manusia yang memutus teori Darwin.
Pada awalnya, kisah-kisah inilah yang dibukukan dalam kitab Hindu dan menjadi kisah yang menarik tentang perang besar pada zaman dahulu kala ini (Armageddon).
Bahkan di Indonesia saat agama Hindu masuk ke Nusantara, cerita perang ini telah menjadi budaya Indonesia terutama di Jawa dan Bali.
Budaya ini telah melekat di Indonesia hingga kini, salah satunya melalui tradisi Wayang, baik itu wayang orang atau wayang kulit bahkan wayang golek.
Cerita tentang Baratayudha tersebut tetap mengakar hingga ke generasi muda di Indonesia sebagai generasi penerus kebudayaan tua ini. Karena cara ini adalah salah satu jalan agar kisah heriok ini tetap lestari di kemudian hari.
Cara lainnya untuk melestarikan kisah ini juga dilakukan dengan penulisan buku-buku dari banyak literatur-literatur kuno di zaman Hindu. Bahkan sudah ada beberapa permainan (games) elektronik di komputer tentang kisah peperangan Ramayana dan Baratayudha ini.
Selain itu, masih banyak pula kakek-nenek dan orang tua dari generasi sebelumnya terus menceritakan kembali kisah menarik ini kepada anak dan cucunya, termasuk di dalamnya tentang kisah perang Baratayudha.
Namun banyak pula peneliti dan budayawan yang menyatakan bahwa kisah itu hanya sekedar mitos atau fiksi kuno belaka.
Tapi itu semua dapat dipatahkan dengan penemuan-penemuan arkeologi dan sejarah yang sama-sama bersinergi dan dapat membuktikan fakta-fakta yang ada dan telah terjadi di lapangan.
Karena bisa jadi, itu semua memang bagian dari sejarah yang nyata bagi peradaban ras manusia di muka Bumi untuk selalu bertahan dari kepunahan. (berbagai sumber)

Misteri Patung Buddha Berusia Ribuan Tahun

Seorang ilmuwan asal Jerman menemukan sebuah patung Buddha kuno yang asal-usul bahannya dari luar angkasa, yaitu material yang digunakan dari bahan meteorit!
Sosok patung Buddha tersebut sedang duduk dengan satu kakinya terlipat, dan sedang memegang sesuatu di tangan kirinya. Di dadanya terlihat lambang swastika Budha, simbol keberuntungan yang sama dengan Nazi Jerman.
Patung tersebut terbuat dari jenis meteorit logam ataxite yang memiliki kandungan nikel tinggi. Meteorit ataxite terbesar yang pernah diketahui, adalah meteorit ataxite Hoba Namibia yang beratnya bisa mencapai lebih dari 60 ton.

Meteorit jenis ataxite terbesar didunia, jenis yang sama digunakan untuk patung Buddha ini berada di Hoba Namibia beratnya lebih dari 60 ton.
Sosok yang terpahat adalah Vaisravana, juga dikenal sebagai Jambhala yaitu dewa yang dalam agama Buddha dipercaya sebagai Dewa Kekayaan dan Dewa Perang, dan ia sering digambarkan memegang lemon (simbol kekayaan) atau kantung uang di tangannya.
“Patung ini dipahat menggunakan sebuah meteorit besi, dari fragmen meteorit Chinga yaitu meteorit Besi-Nikel, yang menabrak daerah perbatasan antara Mongolia dan Siberia sekitar 15.000 tahun yang lalu,” kata Elmar Buchner dari Stuttgart University, Jerman.
Dalam sebuah makalah yang diterbitkan di jurnal Meteoritics and Planetary Science, Buchner dan rekannya menuliskan analisis geokimia tentang “Buddha dari Luar Angkasa” yang jika dibaca mirip sekali dengan cerita dalam film Indiana Jones.
Patung setinggi 9,5 inci atau 24 cm tersebut, ditemukan pada tahun 1938 pada sebuah ekspedisi yang mendapat dukungan dari Kepala SS, Heinrich Himmler, dan dipimpin oleh seorang ahli zoologi, Ernst Schafer, dalam rangka ekspedisi menjelajahi Tibet untuk mencari asal-usul atau akar dari bangsa Aria.
Ada spekulasi dari peneliti, apakah karena ada lambang swastika di dada Buddha, yang mirip dengan swastika Nazi, maka kemudian Nazi Jerman membawa patung itu ke negaranya.
Setelah tiba di Jerman, patung yang disebut juga sebagai “Iron Man” tersebut menjadi koleksi pribadi.
Peneliti Elmar Bucher dan rekan-rekannya pertama menganalisa patung pada tahun 2007, ketika pemilik memungkinkan mereka untuk mengambil lima sampel kecil dari patung tersebut.

Meteorit terbesar dari jenis ataxite di Hoba Namibia ini terdiri dari bahan Nikel, terlihat logam Nikel yang telah dipotong oleh tangan-tangan vandalisme.
Pada tahun 2009, tim memiliki kesempatan untuk mengambil sampel yang lebih besar dari bagian dalam patung.
Sampel ini jauh lebih steril terhadap pelapukan dan kontaminasi tangan manusia daripada sampel dari luar patung seperti sampel awal yang diambil sebelumnya.
Tak lama setelahnya, kemudian patung tersebut dilelang oleh pemiliknya. Bobot patung ini diketahui 23 pound atau 10,6 kilogram. Patung ini tidak diukir menggunakan bahan yang biasa.
Buchner dan rekannya menuliskan bahwa seniman yang membuat patung ini menggunakan meteorit yang sangat keras, dan mungkin telah mengetahui bahwa material ini adalah material khusus.
“Jatuhnya meteorit telah ditafsirkan sebagai pesan Ilahi oleh beraneka ragam budaya sejak zaman prasejarah” tulis mereka.
Menurut Buchner, patung tersebut kemungkinan diukir sekitar 1.000 tahun yang lalu oleh budaya Bon (Buddha Tibet), yakni budaya pra-Buddha pada abad ke-11. Meski demikian, hingga saat ini belum diketahui secara pasti asal dan usia patung yang tepat.




Patung Buddha yang terbuat dari jenis meteorit besi ataxite yang memiliki kandungan nikel tinggi.
“Memang banyak kebudayaan kuno menggunakan besi meteorit untuk membuat belati bahkan perhiasan, dan bahan meteorit adalah bahan yang umum digunakan di antara kebudayaan-kebudayaan kuno. Tapi jika itu sebuah patung Buddha, sangatlah unik”, jelas Buchner.
“Sementara puing-puing pertama secara resmi ditemukan pada tahun 1913 oleh seorang prospektor emas, kami percaya bahwa ini merupakan fragmen meteorit individu yang dikumpulkan berabad-abad sebelumnya,” kata Buchner.
Meskipun meteorit yang lainnya dikenal untuk penyembahan dan terinspirasi dari budaya kuno, patung ini cukup unik.
“Ini adalah satu-satunya patung yang dibuat berdasarkan sebuah ilustrasi dari figur manusia yang dipahat pada meteorit, yang berarti kita tidak memiliki apa pun untuk membandingkannya ketika kita kaji nilainya,” kata Buchner.
“Berdasarkan sejarahnya saja, patung ini bisa dihargai senilai 20.000 dollar AS. Namun jika estimasi kami benar bahwa usianya hampir seribu tahun, dan jelas memang telah terbukti terbuat dari meteorit, maka harga patung itu bisa lebih berharga lagi,” katanya. (sumber : Discovery , Wikipedia)

Misteri Codex Gigas (Kitab Iblis)

Codex Gigas atau Giant Book atau Naskah Kuno Besar, adalah manuskrip dari abad pertengahan terbesar di dunia. Codex ini juga dikenal sebagai “Kitab Suci Setan” karena terdapat ilustrasi yang diyakini bergambar setan dan legenda penciptaan setan pada Codex tersebut.
Codex Gigas diperkirakan dibuat pada awal abad ke-13 di Biara Podlažice, Bohemia (kini Republik Ceko). Pada manuskrip ini terdapat Kitab Suci Vulgata, dan juga dokumen-dokumen historis yang ditulis dalam bahasa Latin.
Codex Gigas pernah dirampas saat ‘Perang Tiga Puluh Tahun’
Selama “Perang Tiga Puluh Tahun” di Eropa pada tahun 1648, Codex Gigas pernah dirampas oleh tentara Swedia. Perang Tiga Puluh Tahun adalah sebuah konflik yang terjadi antara tahun 1618 hingga 1648, khususnya di wilayah yang sekarang menjadi negara Jerman, dan melibatkan sebagian besar kekuatan-kekuatan di kawasan tersebut pada zamannya.
Ada beberapa sebab mengapa perang ini terjadi. Meskipun tampak sebagai konflik keagamaan antara kaum Protestan dan Katolik, persaingan antara dinasti Habsburg (yaitu dinasti dari bangsa Austria yang merupakan salah satu istana kerajaan terpenting di Eropa dan paling dikenal karena asal dari semua Kaisar Romawi Suci), melawan atau berperang dengan kekuatan lainnya, juga merupakan salah satu motif penting terjadinya perang ini.
Persaingan antara dinasti Habsburg melawan kekuatan lainnya ini dapat terlihat dari fakta, bahwa kaum Katolik Perancis mendukung pihak Protestan, yang meningkatkan persaingan antara Perancis dan Habsburg. Akibat dari Perang Tiga Puluh Tahun disertai oleh musibah kelaparan dan wabah penyakit yang sangat mengerikan.
Perang mungkin hanya berlangsung 30 tahun, tetapi konflik yang memicunya tetap berlanjut hingga waktu yang lama. Perang ini diakhir melalui perjanjian perdamaian atauPerjanjian Westphalia yaitu serangkaian perjanjian perdamaian yang ditandatangani antara bulan Mei dan Oktober 1648 di Osnabrück dan Münster.
Perjanjian ini mengakhiri Perang Tiga Puluh Tahun (1618–1648) di Kekaisaran Romawi Suci dan Perang Delapan Puluh Tahun (1568–1648) antara Spanyol dan Republik Belanda. Spanyol secara resmi mengakui kemerdekaan Republik Belanda.
Disimpan di Perpustakaan Nasional Swedia di Stockholm
Saat ini Codex Gigas tersimpan di Swedish Royal Library di Stockholm. Dibutuhkan tenaga dua pustakawan untuk mengangkat buku tersebut. Buku ini sering juga disebut ‘alkitab iblis’ karena adanya sebuah ilustrasi ukuran besar bergambar setan didalamnya.
Codex Gigas ditaruh disebuah tempat yang terbuat dari kayu, dilapisi dengan kulit dan dihiasi dengan logam. Tingginya 92 cm, lebarnya 50 cm dan memiliki tebal 22 cm.

Tampak copy dari naskah kuno Codex Gigas yang berada di Perpustakaan Nasional Swedia .Tampak ilustrasi gambar yang diyakini para peneliti adalah ilustrasi iblis atau setan pada salah satu halaman di dalam naskah kuno itu.
Pada mulanya, Codex Gigas memiliki 320 lembar naskah. Namun 8 lembar darinya dibuang. Tidak diketahui siapa yang membuang 8 lembar tersebut dan untuk tujuan apa.
Ada dugaan 8 lembar yang dibuang kemungkinan berisi aturan-aturan Biara Ordo Benediktus. Berat Codex Gigas hampir mencapai 75 kg. Lembaran yang digunakan untuk menulis Codex ini adalah kulit yang berasal dari 160 ekor anak sapi.
Biara tempat Codex ini dibuat telah dihancurkan pada abad ke-15. Catatan yang ada pada Codex Gigas menunjukkan bahwa pembuatan Codex tersebut adalah sekitar tahun 1229 Masehi. Setelah penulisannya, Codex Gigas ini kemudian dipindahkan ke Biara Cistercians Sedlec dan akhirnya dibeli oleh Biara Benediktus di Byoevnov.
Dari tahun 1477-1593, Codex ini disimpan di perpustakaan di Broumov sampai akhirnya dibawa ke Praha pada tahun 1594 untuk menjadi bagian dari koleksi Rudolf-II. Pada tanggal 24 September 2007, Codex Gigas dibawa kembali ke Praha setelah 359 tahun.
Isi Codex Yang Misterius
Isi dari kodeks ini antara lain adalah “a sum of the Benedictine orders knowledge, The War of the jews”, tulisan Josephus, daftar para orang kudus, metode untuk menentukan tanggal perayaan paskah, seluruh Alkitab bahasa latin pre-vulgate, Isidore of Sevilles encyclopedia Etymologiae, Cosmas of Pragues Chronicle of Bohemia, dan berbagai macam traktat (dari sejarah, etimologi dan fisiologi), juga sebuah kalender dengan nekrologium, daftar nama para biarawan di biara Podlaice, formula-formula ajaib dan catatan-catatan lain.
Seluruh isi Codex ini ditulis dalam bahasa Latin. Manuskrip ini juga dihiasi dengan warna-warna seperti merah, biru, kuning, hijau dan emas. Dan seluruh huruf besar diberi warna yang mencolok.
Yang luar biasa adalah, keseluruhan isi Codex ini ditulis dengan relevansi yang luar biasa antar halaman, yang berarti bahwa buku ini ditulis oleh satu orang dengan pikiran yang berkesinambungan.
Hal ini membuat banyak ahli percaya bahwa keseluruhan isi Codex ini ditulis dalam waktu yang sangat singkat.
Salah satu yang menarik dan misterius adalah pada halaman 290, terdapat sebuah gambar Iblis dengan tinggi sekitar 50 cm.
Beberapa halaman sebelum gambar ini ditulis pada lembaran kulit yang menghitam dan dibuat dengan karakter yang gelap, membuat halamannya berbeda dengan keseluruhan isi Codex.
Legenda Codex Gigas
Menurut legenda, penulis Codex itu adalah seorang biarawan yang melanggar aturan biara dan dihukum dengan cara diikat di dinding dalam posisi berdiri seumur hidup. Biarawan ini memohon ampunan dari penghukuman yang luar biasa kejam itu. Sebagai gantinya, ia berjanji untuk membuat sebuah buku yang akan memuliakan biara dan pengetahuan umat manusia selamanya, dan ia berjanji menyelesaikannya hanya dalam satu malam.
Menjelang tengah malam, biarawan itu menjadi ragu apakah ia dapat menyelesaikannya sendiri. Kemudian ia menjual jiwanya kepada iblis demi sebuah pertolongan. Iblis kemudian menyelesaikan manuskrip tersebut. Sebagai penghormatan kepada iblis yang membantunya, biarawan itu menambahkan gambar iblis ke dalam Codex tersebut.
Itulah kenapa naskah kuno atau manuskrip atau codex ini dinamakan Kitab Iblis. Walaupun disebutkan adanya legenda yang melibatkan iblis pada zaman inkuisisi, namun Codex ini tetap disimpan oleh biara dan dipelajari oleh banyak cendikiawan sampai hari ini. ( berbagai sumber).

Misteri kuburan kuno dimesir

Sekitar 1.500 tahun silam saat Kekaisaran Bizantium atau Romawi Timur menguasai Mesir dari Abad 1 sampai Abad 7 Masehi, diperkirakan tengah marak penempatan mumi di sebuah pemakaman besar. Kuburan kuno itu kini ditemukan di zaman modern.
Tim arkeolog dari Brigham Young University, Amerika Serikat, telah melakukan penggalian selama kurang lebih 30 tahun untuk mengungkap penguburan mumi itu.

Tim arkeologis dari Universitas Brigham Young, Provo, Utah, Amerika Serikat menemukan lokasi bersejarah di Mesir, yakni sebuah kuburan kuno yang menjadi tempat bersemayam bagi lebih dari 1 juta mumi.
Lebih dari satu juta mumi ditemukan dalam sebuah komplek pemakaman kuno di Mesir. Tapi asal mula dan kisah pemakaman mumi ini masih menjadi misteri, meski para arkeolog sudah menggalinya sejak 30 tahun lalu.
Pemakaman itu dinamakan Fag el-Gamous, yang secara harfiah berarti ‘Jalan Air Kerbau’, sebagaimana nama jalan di dekat kuburan tersebut.
            Dalam kurun waktu tiga dekade itu, para arkeolog telah menemukan lebih dari 1 juta mumi yang terkubur diwilayah itu.
Dari struktur lokasi, para ilmuwan tersebut meyakini bahwa jutaan mumi itu disemayamkan pada sekitar 1.500 tahun silam saat Kekaisaran Bizantium atau Romawi Timur menguasai Mesir dari Abad 1 sampai Abad 7 Masehi.
“Kami yakin kuburan ini merupakan tempat untuk lebih dari 1 juta mumi. Tempat ini sangat luas dan ‘padat’,” ujar Ketua Tim Arkeolog yang juga Profesor di Bidang Kitab Kuno Universitas Brigham Young, Kerry Muhleistein.
Paparan tersebut Kerry sampaikan dalam presentasinya di acara Society for the Study of Egyptian Antiquities Scholars Colloquium di Toronto, November 2014 lalu.
Mumi-Mumi Dari Golongan Rakyat Biasa
Dijelaskan oleh Kerry Muhleistein, bahwa pemakaman tersebut bukan tempat peristirahatan terakhir bagi raja atau pun bangsawan, melainkan rakyat biasa, sebab jutaan mumi tersebut disemayamkan tanpa peti mati atau benda sejenisnya.
Meskipun kuburan ini diperkirakan digunakan untuk rakyat jelata pada jaman kekaisaran, para peneliti menemukan beberapa benda eksotis yang sangat indah dan dirancang untuk anak anak. Seperti kaca, kain, hingga kaus kaki untuk bayi.
    “Ada beberapa bukti bahwa mereka mencoba banyak proses mumifikasi secara penuh. Jari, kuku, otak, dan lidah diawetkan secara luar biasa,” kata para peneliti.
Namun ia belum dapat memastikan bagaimana ritual yang dilakukan pada saat mumi-mumi itu dikuburkan.
“Saya belum bisa memastikan apakah para mumi di tempat ini adalah mereka yang mengalami mumifikasi atau dibalsem secara massal,” kata Kerry.
Tim arkeolog juga menemukan sejumlah barang berharga yang diduga kuat milik mumi-mumi tersebut. Misalnya kain lenan, cermin, dan sepatu berwarna warni.
“Ada banyak harta benda yang mereka punya dan diletakkan di kuburan ini,” lanjut Kelly.
Dalam area pemakaman yang dikenal dengan nama Fag el-Gamous itu juga banyak ditemukan jasad anak anak.
Lebih lanjut kata Kerry, temuan lainnya adalah anak mumi yang dikubur dengan beberapa mumi dewasa. Mumi kecil itu mengenakan kalung dan dua gelang pada setiap lengan.
 “Kami cukup yakin terdapat lebih dari satu juta penguburan jasad pada makam ini. Ini sangat besar dan padat,” kata Kerry Muhlestein, Direktur Proyek penggalian ini, seperti dikutip dari Livescience, Rabu (17/12/2014).

A mummy of a 18 months old girl 
Peneliti menduga mumi cilik itu adalah seorang bayi perempuan berusia 18 bulan. Dengan cara pemakaman jasad yang begitu maksimal menunjukkan bahwa pihak keluarga sangat menyayangi bocah itu.
“Kami menemukan bukti bahwa mereka berusaha membalsem mayat dengan maksimal. Jari-jari dan kuku kaki, lidah dan otak diawetkan secara luar biasa,” kata Kerry. “Mereka berhasil melakukannya dengan sempurna. Pemakaman yang indah untuk si bocah.”
Dari mana sebenarnya asal-usul mumi tersebut?
Dari mana sebenarnya asal-usul mumi tersebut? Belum bisa dipastikan. Tim arkeolog masih menyelidikinya. Masih menjadi misteri dari mana jutaan mumi itu berasal.
    Tidak jauh dari pemakaman tersebut terdapat sebuah desa yang pada jamannya menjadi tempat pemukiman.
Kota kuno itu bernama Philadelphia, yang diambil dari nama Raja Ptolemy II yang bernama Philadelphus. Tapi ternyata kota ini punya komplek pemakamannya sendiri.
Baru dugaan bahwa mereka adalah warga Kota Kuno Philadelphia di Mesir itu, namun ukuran kota itu termasuk kecil, tak sebanding dengan luasnya areal pemakaman yang telah ditemukan ini.
Selain itu, ada juga piramid kecil yang letaknya tak jauh dan dibangun lebih dari 4.500 tahun lalu.
Lagi pula, penanggalan piramid itu lebih dari dua millennium atau 2.000 tahun sebelum pemakaman misterius itu digunakan.
Peneliti juga sudah lebih dulu menyelidiki sebuah piramida kecil yang berada di dekat pemakaman itu yang diperkirakan telah lebih dulu dibangun pada lebih dari 4.500 tahun silam, atau lebih tua 2.000 tahun dari pemakaman yang ditemukan ini.

Tampak sebuah piramida kecil yang berada di dekat pemakaman itu yang dibangun pada lebih dari 4.500 tahun silam, atau lebih tua 2.000 tahun dari pemakaman yang ditemukan ini. 
Lebih jauh, secara fisik, ada dari mumi-mumi itu berukuran 7 kaki atau sekitar dua meter. Tinggi itu dinilai luar biasa pada masa itu, di mana para penduduknya masih kekurangan gizi.
“Ini benar-benar luar biasa. Kami pernah menemukan mumi laki-laki yang tingginya lebih dari 2 meter, dan terlalu tinggi untuk dimasukkan pemakaman ini,” jelas Kerry. Makanya, dia disemayamkan dengan posisi tubuh yang bungkuk.
Temuan sebelumnya menyatakan bahwa mumi-mumi tersebut berambut pirang dan merah. “Ini menuai dugaan apakah mereka hidup berkerumun dalam satu daerah atau berpindah-pindah,” tandas Kerry. (sumber:berbagai sumber)